Ads 468x60px

Sabtu, 31 Desember 2011

SELAMAT TAHUN BARU 2012



Di Tahun 2011 banyak Hal-Hal yang tidak kita inginkan terjadi pada diri kita..
selama kita menjalani tahun 2011 kita sudah banyak melakukan kesalahan, mengalami kegagalan, keegoisan, dan banyak hal-hal yang tidak baik yang kita lakukan...

Nanti Malam adalah Malam Perayaan Penyambutan Tahun baru 2012..
bukan berarti kita tetap seperti kemarin (Tahun 2011)..
Buatlah perubahan di Tahun 2012 ini...
agar kehidupan mu lebih bermakna..
dan selalu serahkan perkara mu kepada Tuhan, dan akuilah kesalahan-kesalahanmu di tahun 2011 kepada Tuhan..
Biarkanlah Tuhan yang selalu mengatur Hidupmu...

God Bless You All
Amin

Jumat, 30 Desember 2011

Mengapa Yesus Menjadi Manusia???


Suatu ketika, ada seorang pria yang menganggap Natal sebagai sebuah takhayul belaka. Dia bukanlah orang yang kikir. Dia adalah pria yang baik hati dan tulus, setia kepada keluarganya dan bersih kelakuannya terhadap orang lain. Tetapi ia tidak percaya pada kelahiran Kristus yang diceritakan setiap gereja di hari Natal. Dia sunguh-sungguh tidak percaya.
“Saya benar-benar minta maaf jika saya membuat kamu sedih,” kata pria itu kepada istrinya yang rajin pergi ke gereja.
“Tapi saya tidak dapat mengerti mengapa Tuhan mau menjadi manusia. Itu adalah hal yang tidak masuk akal bagi saya… “
Pada malam Natal, istri dan anak-anaknya pergi menghadiri kebaktian tengah malam di gereja. Pria itu menolak untuk menemani mereka.
“Saya tidak mau menjadi munafik,” jawabnya.
“Saya lebih baik tinggal di rumah. Saya akan menunggumu sampai pulang.”
Tak lama setelah keluarganya berangkat, salju mulai turun. Ia melihat keluar jendela dan melihat butiran-butiran salju itu berjatuhan. Lalu ia kembali ke kursinya di samping perapian dan mulai membaca surat kabar.
Beberapa menit kemudian, ia dikejutkan oleh suara ketukan. Bunyi itu terulang tiga kali. Ia berpikir seseorang pasti sedang melemparkan bola salju ke arah jendela rumahnya. Ketika ia pergi ke pintu masuk untuk mengeceknya, ia menemukansekumpulan burung terbaring tak berdaya di salju yang dingin. Mereka telah terjebak dalam badai salju dan mereka menabrak kaca jendela ketika hendak mencari tempat berteduh.
Saya tidak dapat membiarkan makhluk kecil itu kedinginan di sini, pikir pria itu. Tapi bagaimana saya bisa menolong mereka? Kemudian ia teringat akan kandang tempat kuda poni anak-anaknya. Kandang itu pasti dapat memberikan tempat berlindung yang hangat. Dengan segera pria itu mengambil jaketnya dan pergi ke kandang kuda tersebut. Ia membuka pintunya lebar-lebar dan menyalakan lampunya. Tapi burung-burung itu tidak masuk ke dalam.
Makanan pasti dapat menuntun mereka masuk, pikirnya. Jadi ia berlari kembali ke rumahnya untuk mengambil remah-remah roti dan menebarkannya ke salju untuk membuat jejak ke arah kandang. Tapi ia sungguh terkejut. Burung-burung itu tidak menghiraukan remah roti tadi dan terus melompat-lompat kedinginan di atas salju.
Pria itu mencoba menggiring mereka seperti anjing menggiring domba, tapi justru burung-burung itu berpencaran kesana-kemari, malah menjauhi kandang yang hangat itu.
“Mereka menganggap saya sebagai makhluk yang aneh dan menakutkan,” kata pria itu pada dirinya sendiri,
“…dan saya tidak dapat memikirkan cara lain untuk memberitahu bahwa mereka dapat mempercayai saya. Kalau saja saya dapat menjadi seekor burung selama beberapa menit, mungkin saya dapat membawa mereka pada tempat yang aman.”
Pada saat itu juga, lonceng gereja berbunyi. Pria itu berdiri tertegun selama beberapa waktu, mendengarkan bunyi lonceng itu menyambut Natal yang indah.
Kemudian dia terjatuh pada lututnya dan berkata,
“Sekarang saya mengerti,” bisiknya dengan terisak.
“Sekarang saya mengerti mengapa KAU mau menjadi manusia…”
__________________________________________________________________
“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” (Yohanes 3:16)

Kamis, 29 Desember 2011

Setia Dalam Perkara Kecil, Dipercayakan Perkara Yang Besar


Saat saya menulis kesaksian ini, kondisi perusahaan saya belum membaik, namun saya harus menulis kesaksian karena dorongan Roh Kudus yang ada dalam diri saya. Perusahaan saya bergerak di bidang percetakan dan telah beroperasi sekitar 10 tahun. Dalam jangka waktu tersebut, belum pernah saya mengalami hal seperti saat ini yaitu minim order atau bahkan dalam seminggu order yang didapat dapat dihitung dengan jari. Saya sangat bingung dan tidak mengerti apa yang harus dibuat. Dan saat saya mulai goyah lalu tidak bisa bersyukur, Tuhan tidak tinggal diam.
Seringkali saya mulai mengingat kembali saat-saat perusahaan saya memperoleh order yang berlimpah. Dan saya mulai menyalahkan diri sendiri, mungkin ada beberapa tindakan yang salah sehingga beberapa customer mulai hilang. Memang saat kesesakan datang, lebih mudah bagi seseorang untuk melihat hal negative dan melupakan kuasa Tuhan yang selama ini telah menyertai. Lebih mudah bagi seseorang untuk menimbang segala hal secara sebab akibat dan mengabaikan kasih karunia Tuhan. Suami saya sering mengingatkan bahwa ada atau tidaknya order bukan berdasarkan jerih payah saya, namun hanya semata kasih karunia Tuhan.
Saat saya mengikuti kebaktian di hari Minggu, awalnya saya merasa biasa-biasa saja seperti kebaktian di minggu-minggu sebelumnya. Namun saat firman disampaikan, ada 1 bagian yang sangat menyentuh hati saya. Saat itu Pdt. Alex Leo kurang lebih mengingatkan bahwa dalam hidup ini kita tidak perlu ‘mengejar’ perkara-perkara yang besar dengan kekuatan sendiri. Firman Tuhan berkata jika kita setia dalam perkara kecil, maka Tuhan akan memberikan perkara yang lebih besar. Setia dalam perkara kecil… jangan fokus pada hasilnya, tapi kerjakan sepenuh hati seperti untuk Tuhan, sisanya Tuhan bertanggung jawab atas seluruh kebutuhan anak-anakNya. Saya langsung diingatkan untuk mensyukuri setiap order yang masih diterima meski sekecil apapun nilainya dan tetap setia mengerjakannya dengan sepenuh hati.
Bersyukur dan berharap pada Yesus, hanya itu kekuatan saya sekarang ini. Dan kuasa Yesus semakin nyata ketika Tuhan memproses orang yang saya kasihi juga melalui kesesakan ini. Jika awalnya, orang itu mulai tidak percaya adanya Tuhan dan mulai berani secara frontal menyalahkan bahkan menantang Tuhan lewat perkataannya, melalui caraNya yang ajaib Tuhan tiba-tiba menegurnya dan membalikkan hati dan cara pikirnya hingga kembali percaya dan berharap pada Tuhan. Puji Tuhan…
Sekarang memang saya belum lagi menerima order yang berlimpah, kebanyakan saya mengerjakan proyek yang Tuhan percayakan untuk mendukung pekerjaan di ladang Tuhan. Dan herannya, mulai ada orang yang meminta pelayanan secara pribadi untuk sharing maupun didoakan. Tuhan Yesus, saya mau setia dalam perkara kecil… saya percaya Engkau tengah mempersiapkan saya untuk masuk dalam perkara-perkara besar dan khususnya untuk diangkat dan hidup bersamaMu dalam kekekalan di Surga. Amin.

Buah Buah Pertobatan


Pdt. Ir. Niko N melalui pesan gembala lewat video multimedia, Diakhir zaman ini kita harus berbuah-buah untuk Tuhan, Yohanes 15:16: “Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu.”
dan istri saya menanyakan hal ini ke saya :
Apa artinya ? apa kita harus menghasilkan jiwa-jiwa bagi Tuhan? Kalau demikian di hitung-hitung sedikit sekali yang sudah kita bawa ke Tuhan. Dan dengan hikmat Tuhan dalam pembicaran ini kami menemukan bahwa buah-buah yang Tuhan maksudkan disini ada 2 bagian yaitu :
1. Buah yang dihasilkan dari dalam diri sendiri (buah-buah Roh Kudus)
2. Buah yang dihasilkan dari luar diri yaitu ketika bersaksi orang bisa bertobat dan mengenal
Tuhan Yesus.
penjelasannya :
Kelihatannya menghasilkan buah jiwa-jiwa sangat penting bagi Tuhan, tapi tanpa buah Roh dari dalam diri sendiri semuanya sia-sia. Kenapa ? karena ada tertulis dalam
Matius 7 ayat 21-23,
“Bukan setiap orang yang berseru kepadaKu : Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam kerajaan sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak BapaKu yang di sorga.  Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepadaKu: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi namaMu, dan mengusir setan demi namaMu, dan mengadakan banyak mujizat demi namaMu juga? Pada waktu itu Aku akan berterus-terang kepada mereka dan berkata : Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari padaKu, kamu sekalian pembuat kejahatan!”
Lihat ? bukan kah orang itu sudah melayani (aktif digereja, persektuan, dll) yang berarti sudah bersaksi tentang Tuhan? bukankah dia sudah menghasilkan buah jiwa-jiwa bagi Tuhan? (karena orang lain yang dia injili bisa saja bertobat dan masuk surga tapi belum tentu dengan dia yang sang pemberi kesaksian)… Lihat bukankah Tuhan katakan  tidak mengenalnya. Kenapa ? karena Tuhan tidak menemukan hasil dari buah pertobatannya sendiri yaitu buah-buah Roh Kudus (Galatia 5 : 22-25), dalam diri orang ini…
tidak ada kesabaran/tidak ada kemurahan hati/ tidak ada lemah lembut / tidak ada penguasaan diri dan seterusnya …..
Tuhan katakan kepada kami bahwa Kalau orang itu bisa menghasilkan buah dari pertobatannya yaitu buah-buah Roh Kudus dalam dirinya, dengan sendirinya dia pasti akan menghasilkan buah-buah jiwa dengan kesaksian hidupnya.
Kedua buah ini sangat penting bagi Tuhan tapi Tuhan melihat karakter (buah Roh Kudus) dari kita. Maka hasilkanlah buah-buah atas pertobatan kita (2 Korintus 5:17). Jangan sampai ketika kita sudah berusaha keras melayani Tuhan tapi ditolak pada akhirnya. JAGA hatimu dengan sangat hati-hati.
GBU