Ads 468x60px

Sabtu, 07 Januari 2012

Perjuangan Untuk Hidup

Gadis cilik itu terbaring di depanku. Tubuhnya kadang tersentak, meliuk dengan kedua tangan terkepal. Kadang pula diam kaku. Wajahnya nampak pucat. Matanya terpejam. Aku melihatnya dengan perasaan yang tak terucapkan. Penderitaan, pikirku, apakah itu? Rasa sakit, bagaimanakah mengatakannya? Kesedihan, saat itu perlukah? Tiba-tiba aku berpikir, jika kita merasa kecewa dan terluka saat ini, jika kita merasa bahwa mengakhiri hidup kita adalah solusinya, cobalah untuk mengunjungi sebuah Rumah Sakit. Dan saksikanlah tubuh-tubuh yang meregang tak berdaya. Tubuh-tubuh yang bertarung untuk hidup. Batas tipis antara kematian dan kehidupan terbayang jelas di sini. Lalu pikirkanlah, makna perjuangan untuk bertahan tetap hidup yang nampak jelas di ruang ICU sebuah Rumah Sakit. Masihkah kita merasa sama? 

Sungguh, keberadaanku di ruang ICU telah membukakan mataku agar berjuang agar bisa tetap bertahan untuk hidup. Perjuangan yang melelahkan ini ternyata dipenuhi banyak hikmat. Bahwa keberadaan kita di dunia ini bukan sekedar untuk ada dan bisa menikmati apa yang ada. Tetapi lebih daripada itu, keberadaan kita di dunia ini berarti kesempatan untuk bisa bermanfaat. Kesempatan untuk menghargai dan kesempatan untuk mengisi keberadaan kita dengan sebuah perjuangan. Apapun hasil dari perjuangan itu, tidaklah terlalu perlu disesalkan dan bahkan tidaklah sepenting yang kita pikirkan sendiri. Karena yang berharga adalah perjuangan itu sendiri. Ya, perjuangan itu sendiri. 

Menangislah jika ingin. Kecewalah jika mau. Merasa pilu dan sakitlah jika ada gunanya. Tetapi jangan pernah putus asa dan melarikan diri dari kenyataan yang sedang kau alami. Hidup, ya hidup tidaklah sesederhana yang kita pikirkan. Juga tidak seruwet yang kita bayangkan. Hidup kita tergantung pada bagaimana kita memandang diri dan kondisi sekitar kita. Hidup kita, benar-benar tergantung pada bagaimana cara kita memikirkannya. Maka apa gunanya kekecewaan, rasa sakit dan kehancuran yang kita alami saat ini di masa depan nanti? Ya, apalah artinya masa sekarang di masa yang akan datang nanti? Masa datang yang masih teramat panjang dimana kita dituntut untuk bertanggung jawab menjalaninya. 

Gadis cilik yang terbaring di ruang ICU itu telah memperlihatkan suatu perjuangan untuk tetap bertahan dalam kesesakan dan kesengsaraannya. Rasa sakit dan kerapuhan tubuhnya yang hanya bisa dialaminya sendiri secara pribadi. Dan saat aku berdiri di samping ranjangnya, aku hanya bisa membayangkan tanpa mampu larut ke dalam penderitaan itu sendiri. Kita lahir seorang diri, kita hidup dan berjuang beralaskan kesendirian kita, dan kelak kita akan menghadapi akhir mutlak sendirian sebagai suatu pribadi yang tunggal. Itu adalah sebuah jalur tunggal dan karena sudah jelas dan nyata, tidaklah terlalu penting lagi untuk dikhawatirkan. Yang dituntut dari diri kita adalah bagaimana kita berjuang dan mengisi sepenggal riwayat keberadaan kita di dunia secara baik, benar dan layak. 

Di seputarku terbaringlah tubuh-tubuh lemah, tak berdaya dengan berbagai macam peralatan dan selang-selang infus yang memasuki daging tubuh-tubuh itu agar bisa tetap bertahan untuk ada dan berada di kehidupan ini. Pantas atau tidak, saat itu yang kulihat bukan hanya daging tubuh tetapi bentuk-bentuk perjuangan jiwa untuk melawan atau pasrah menerima apa yang ada. Maka jika daging kita tergantung pada peralatan canggih untuk memperpanjang waktu keberadaan kita, bagaimana dengan jiwa, pemikiran dan perasaan kita sendiri saat itu? Bagaimana dengan harapan dan semangat untuk tetap ada? 

Maka kemanakah kekecewaan, sakit hati, putus asa, kemarahan dan segala keangkuhan serta hasrat dan ambisi kita? Kemanakah perginya rasa duka maupun suka yang telah kita alami? Kemanakah tenggelamnya segala kenangan indah dan buruk yang telah kita alami? Kemanakah mereka? Suatu saat nanti kita semua akan berlalu dan itu sudah menjadi suatu kepastian. Mengapa kita takut untuk hidup saat ini? Mengapa kita khawatir menghadapi hidup kita sekarang? Masa depan yang tidak pasti membayang di depan? Baik atau buruk, kita toh takkan mampu untuk memastikannya sekarang. Baik dan buruk, siapa yang bisa mengukurnya? Hanya waktu. Ya, hanya waktu saja. Bertahanlah. Jalanilah hidupmu. Susurilah jalan setapak yang penuh onak duri ini. Dan tersenyumlah selalu. Tersenyumlah selalu..... 


A. Tonny Sutedja 

Kamis, 05 Januari 2012

Kisah Perjuangan Hidup Anak Pembuat Batubata


Jono, seorang bocah pinggiran kota yang rela melepas 'dunianya' untuk membantu orangtua. Setiap hari jono membantu mengankut dan menjemur batubata. ya...pekerjaan orangtua jono hanyalah pengrajin batubata kecil.anak sekecil jono terpaksa mengerjakan pekerjaan orang dewasa, tidak disuruh...tapi ia tak tega melihat ayahnya bekerja sendirian. jono selalu terlihat riang ketika membantu ayah. tapi, kita tidak tahu apakah jono benar2 periang, ataukah jono menyembunyikan rasa sedihnya agar ayah dan ibu tidak ikut sedih...

Jono si kecil yang tak tega melihat ayahnya bekerja sendiri ikut membantu menyusun dan memindahkan bata. mirisnya, pekerjaan ini tidak dilakukan di hari libur, jono ternyata tak bersekolah. orangtua jono tak sanggup membiayai jono agar tetap duduk di bangku sekolah.

Jono terpaksa membantu orang tuanya di saat teman sebaya nya mengenyam pendidikan di sekolah. disaat teman sebayanya bercanda bersenang2 menikmati masa kanak2. pemerintah semestinya harus lebih tanggap dengan masalah2 seperti ini.






Tuhan Memperhatikan Anda..!!!


Tuhan selalu Tahu Apa Yang Anda Alami

Renungan HarianLukas 19:7 “Tetapi semua orang yang melihat hal itu bersungut-sungut, katanya: ‘Ia menumpang di rumah orang berdosa.’”
Tidak peduli apa yang orang lain katakan tentang Anda, yang penting adalah apa yang Tuhan katakan tentang Anda. Semua orang menyebut Zakheus orang berdosa, tetapi Yesus meneguhkan dia dan memanggil dia dengan nama, “yang murni”.
Semua orang mengeluh tentang Yesus yang makan malam dengan orang ini, tetapi Yesus tidak peduli. Dia meneguhkan Zakheus di depan mereka dan berkata, “Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini, karena orang inipun anak Abraham. Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang.” (Lukas 19:9-10)
Ketika Yesus memanggil Zakheus sebagai anak Abraham, itu adalah kode untuk mengatakan bahwa “dia adalah salah satu dari kita, dia ada dalam keluarga”.
Ketika Anda menyadari betapa besar Anda berarti bagi Tuhan, bagaimana seharusnya Anda menanggapi? Anda harus melakukan apa yang Zakheus lakukan.
Dia langsung turun dari pohon dan menerima Yesus dengan sukacita.
Perjumpaan Zakheus dengan kasih Yesus mengubah hidupnya. Orang yang telah menipu untuk menjadi kaya ini dengan segera mengatakan hal ini kepada Yesus, “Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat.” (Lukas 19: 8) Orang yang paling egois di masyarakat tiba-tiba berkata, “Aku akan memberi,” dan menjadi orang yang paling dermawan di masyarakat. Hanya Tuhan yang bisa membuat hal itu bisa terjadi.
Bagaimana Anda tahu ketika Anda sudah benar-benar bertemu Kristus? Sikap Anda dalam memberi mengalami perubahan. Tiba-tiba Anda ingin membantu orang. Anda ingin bermurah hati. Anda ingin membantu orang miskin, tetangga Anda, teman Anda. Anda ingin memberi. Ini bukan tentang Anda lagi. Anda menjadi seperti Kristus — murah hati, memberi, tidak egois.

Selalu Ada Harapan


Duka Dan Suka

Suatu hari seorang ayah menyuruh anak-anaknya ke hutan melihat sebuah pohon pir di waktu yang berbeda.
Anak pertama disuruhnya pergi pada musim DINGIN,
anak ke 2 pada musim SEMI,
anak ke 3 pada musim PANAS,
dan yang ke 4 pada musim GUGUR.
Anak 1: pohon pir itu tampak sangat jelek dan batangnya bengkok.
Anak 2: pohon itu dipenuhi kuncup-kuncup hijau yang menjanjikan.
Anak 3: pohon itu dipenuhi dengan bunga-bunga yg menebarkan bau yang harum.
Anak 4: ia tidak setuju dengan saudaranya, ia berkata bhw pohon itu penuh dengan buah yang matang dan ranum.
Kemudian sang ayah berkata bahwa  kalian semua benar, hanya saja kalian melihat di waktu yang berbeda.
Ayahnya berpesan: “Mulai sekarang jangan pernah menilai kehidupan hanya berdasarkan satu masa yang sulit.”
Ketika kamu sedang mengalami masa-masa  sulit, segalanya terlihat tidak menjanjikan, banyak kegagalan dan kekecewaan, jangan cepat menyalahkan diri dan orang lain bahkan berkata bahwa  kamu tidak mampu, bodoh dan bernasib sial…
Ingatlah, kamu berharga di mata TUHAN, tdk ada istilah “nasib sial” bagi orang percaya!
Kerjakan yang menjadi bagianmu dan percayalah TUHAN akan mengerjakan bagian-Nya…
Jika kamu tidak bersabar ketika berada di musim dingin, maka kamu akan kehilangan musim semi dan musim panas yang menjanjikan harapan, dan kamu tidak akan menuai hasil di musim gugur.
“Kegelapan malam tidak seterusnya bertahan, esok akan datang fajar yang  mengusir kegelapan.”.
Bersama Tuhan selalu ada pengharapan yang baru

Perubahan



Mau Menjadi Wortel Telur Atau Kopi

Renungan HarianSeorang wanita yang baru saja menikah, datang pada ibunya dan mengeluh soal tingkah laku suaminya. Setelah pesta pernikahan, baru ia tahu karakter asli sang suami: keras kepala, suka bermalas-malasan, boros, dsb. Wanita muda itu berharap orangtuanya ikut menyalahkan suaminya. Namun betapa kagetnya dia karena ternyata ibunya diam saja. Bahkan sang ibu kemudian malah masuk ke dapur, sementara putrinya terus bercerita dan mengikutinya. Sang ibu lalu memasak air. Setelah sekian lama, air mendidih. Sang ibu menuangkan air panas mendidih itu ke dalam 3 gelas yang telah disiapkan.
Di gelas pertama ia masukkan TELUR. Di gelas kedua, ia masukkan WORTEL. Dan di gelas ketiga, ia masukkan KOPI.
Setelah menunggu beberapa saat, ia mengangkat isi ketiga gelas tadi, dan hasilnya:
WORTEL yang KERAS menjadi LUNAK, TELUR yang mudah PECAH menjadi KERAS, dan KOPI menghasilkan aroma yang HARUM.
Lalu sang ibu menjelaskan: “Nak, MASALAH DALAM HIDUP ITU BAGAIKAN AIR MENDIDIH. Namun, bagaimana sikap kitalah yang akan menentukan dampaknya. Kita bisa menjadi:
Lembek seperti wortel. Mengeras seperti telur. Atau harum seperti kopi.
Jadi, wortel dan telur bukan mempengaruhi air … mereka malah berubah oleh air, sementara kopi malah mengubah air, membuatnya menjadi harum.”
Dalam tiap masalah, selalu tersimpan mutiara iman yang berharga. Sangat mudah untuk bersyukur saat keadaan baik-baik saja. Tapi apakah kita dapat tetap percaya saat pertolongan Tuhan seolah tidak kunjung datang?
Hari ini kita belajar ada 3 reaksi orang saat masalah datang. Ada yang menjadi lembek, suka mengeluh, dan mengasihani diri sendiri. Ada yang mengeras, marah dan berontak pada Tuhan. Ada juga yang justru semakin harum, menjadi semakin kuat dan percaya padaNYA.
Ada kalanya Tuhan sengaja menunda pertolonganNYA. Apa tujuannya??? Agar kita belajar percaya dan setia! Karena tidak pernah ada masalah yang tidak bisa Tuhan selesaikan