Ciri- Ciri orang yang Hidup Untuk Uang.. Periksalah diri Anda

Bila diibaratkan dengan pisau, maka uang adalah pisau yang bermata dua. Disatu sisi diperlukan tapi disisi lain bisa menyesatkan. Karenanya kita sering mendengar atau membaca petuah para orang tua yang intinya mengingatkan agar kita tidak diperbudak oleh uang.

Tapi kenikmatan dunia yang seringkali identik dengan uang, membuat kita sulit melepaskan diri dari godaannya. Akibatnya, banyak orang lupa diri dan menghalalkan berbagai cara agar dapat memiliki uang berlimpah tanpa memikirkan resiko dan dampaknya, serta (celakanya..!) menganggap bahwa uang adalah segala-galanya.

Berikut ini saya sampaikan 10 ciri-ciri orang yang hidup untuk uang.

1. Sangat berhemat bahkan cenderung pelit

2. Rela hidup prihatin asal rekening tidak terkuras

3. Tidak mau berobat ke dokter dengan alasan biaya mahal, padahal uang direkening berlimpah

4. Tidak suka rekreasi dengan dalih pemborosan

5. Masih suka menyimpan barang-barang usang yang sudah tidak terpakai

6. Sangat tertutup dan tidak suka bersosialisasi karena takut orang akan meminjam uangnya

7. Tidak berani jujur tentang besarnya penghasilan kepada pasangan hidup (suami/istri)

8. Selalu stres dan tidak pernah merasa bahagia

9. Sangat menjaga keutuhan barang-barang miliknya karena membeli barang baru berarti pemborosan

10. Selalu curiga dan berprasangka bahwa orang yang mendekatinya bermaksud memanfaatkan dia karena uangnya

Perlu dicatat bahwa 10 ciri di atas tidak mutlak benar. Tapi yang perlu kita ingat adalah: bahwa uang tidak bisa membeli kebahagiaan karena ada banyak orang yang hidupnya bahagia sekalipun tidak memiliki uang.

Heb 13:5  Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman: “Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.” 

1Ti 6:10  Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka. (ayat di tambahkan)

Di tulis Oleh: Patricia Lestari,