Ads 468x60px

Jumat, 20 Januari 2012

Pasrah Pada Tuhan (Kesaksian)

Setiap manusia memiliki masalahnya masing-masing walaupun misalnya sama tapi memiliki karakteristik yang berbeda. Selama ini saya terkenal sebagai seorang yang periang, tidak pernah terlihat ada masalah, mudah bergaul dan cepat beradaptasi dengan lingkungan dimana saja (kecuali makanan karena saya tidak suka makanan pedas) dan hampir semua orang senang bergaul dengan saya karena katanya segala masalah dia hilang kalo ketemu saya (agak sedikit berlebihan seh ... tapi itulah teman saya). Banyak teman yang minta pendapat pada saya soal apa saja ... mulai dari soal studi, keluarga, hubungan dengan teman, bahkan masalah pacar ... dan mereka begitu mudah berbicara dengan saya walaupun saya tau dia tuh orangnya tertutup pada yang lain. 

Studi saya tergolong biasa saja .... saya berprinsip segala sesuatu itu ada masanya makanya dikala saya tidak lulus atau ada masalah dengan dosen atau pasien ... biasanya saya hadapi dengan tenang dan tersenyum dan itulah yang membuat teman kuliah saya heran karena terlihat bila saya tuh sukacita senantiasa dan tanpa beban pikiran. Pelayanan saya berjalan lancar, saya kadang diminta untuk menjadi pembicara pada persekutuan remaja, di minta membuat renungan, atau menjadi liturgis. Kegiatan sosial saya juga lancar-lancar saja, saya diminta mendukung acara balai pengobatan gratis atau acara-acara pro life movement yang saat ini lagi mulai gencar kami lakukan di bandung. Keluarga saya termasuk yang tidak banyak masalah, setiap masalah yang kami hadapi selalu dihadapi dengan senyum dan tawa biar nggak terlalu menekan (itu kata papa saya). 

Bila melihat sekilas kehidupan sehari-hari saya termasuk orang yang berbahagia (tanpa mengesampingkan masalah yang saya hadapi) dan banyak yang ingin belajar bagaimana saya bisa membuat semua itu mungkin. Saya sendiri pernah mengalami masalah-masalah berat dalam studi dan pergaulan saya tapi semuanya berlalu begitu saja dan saya menikmatinya sebagai bagian dari kehidupan saya .... saya menangis bila memang harus menangis ... saya kesal bila memang saya harus kesal ... 

Dan kejadian itu datang tiba-tiba, di saat saya merasa tidak banyak masalah serius yang harus saya hadapi. Tiba-tiba saya merasa tertekan dan merasa ada yang kurang dalam diri saya .... saya merasa hilang kendali ... saya merasa kesepian ditengah hiruk pikuk kehidupan saya ... saya malas untuk beraktifitas! saya merasa percuma melakukan apa-apa karena hasilnya selalu kurang memuaskan ... dan mulailah saya mengundurkan diri dari kehidupan rutinitas saya .... saya jarang masuk kampus .... pelayanan di Gereja saya anggap sebagai kewajiban saja dan tidak ada sukacita di dalamnya ... saya menghindari kegiatan yang diadakan oleh pro life movement atau kegiatan sosial lainnya ... di keluarga saya bersikap biasa saja ... tapi di dalam kamar .... saya hanya menangis karena nggak tau dengan apa yang terjadi dalam diri saya .... saya tertekan tapi tidak mengerti bagaimana harus menceritakan masalah sebenarnya ... karena saya bingung dengan apa yang sedang saya hadapi ! 

Saya tahu kalau saya harus ini dan itu ... langkah apa saja yang harus saya lakukan untuk mengatasi depresi saya ... saya tahu semua teori dan apa yang harus saya perbuat untuk keluar dari depresi saya (dilihat dari ilmu psikologis dan Alkitab) dan Saya tahu kalau Tuhan ada dekat saya ... saya percaya itu tapi saya merasa tidak mampu untuk keluar dari lingkaran setan yang membuat hidup saya merasa hampa dan itu membuat hubungan pribadi saya yang indah bersama Tuhan hilang ... walau saya tahu Dia setia tapi saya merasa tidak setia pada Dia walau saya berdoa dan saat teduh setiap hari! Saya mencoba introspeksi diri ... mencari apa yang saya sesungguhnya menjadi prioritas hidup saya ... dan saya terus mencari solusi .... dan saya semakin terpuruk dengan depresi saya .... saya malas keluar rumah ... dan kalau orang menelepon saya or bertanya ke mana saja selama ini ... saya menjawab saya ada di rumah saja dan ketika ditanya mengapa tidak ke kampus padahal banyak tugas yang harus diselesaikan saya hanya bisa tersenyum dan tidak bisa menjawab ... dan pertanyaan seperti itulah yang membuat saya semakin tertekan dan semakin merasa tidak berguna dan lebih malas lagi ke kampus ... dan itu terjadi selama 2 minggu dan saya benar-benar meninggalkan aktivitas rutin saya ... saya merasa bukan menjadi saya yang sebenarnya tapi untuk kembali sulit dan saya tidak dapat menceritakan masalah ini pada yang lain karena merasa pastilah mereka menganggap masalah itu masalah sepele yaitu soal kemalasan saja ... tapi bagi saya tidaklah semudah itu ... 
Saya mulai mengakui kalau saya depresi pada diri saya sendiri dan pada Tuhan! 

Suatu malam saya mulai bersaat teduh dan ketika itu saya ingin bernyanyi (satu hal yang jarang saya lakukan bila saat teduh) dan kata-kata dalam lagu itu menceritakan bahwa burung juga Tuhan pelihara dan tangan Tuhan menjagaku dari ujung dunia sampai relung hatiku .... dan kemudian saya menangis dan merasa ada yang dilepaskan .... suatu beban berat yang selama ini saya simpan sendiri ... tanpa seorangpun yang tahu .... dan reff lagu itu yang menyatakan aku berlari pada Tuhan dan pada FirmanNya dan semua itu bukan karena kekuatan kita tapi karena kuasa Roh Kudus .... saya sampai tidak dapat bernyanyi lagi dan saya menangis dan teringat bila air mata yang saya curahkan tidak akan sia-sia karena ditampung oleh Tuhan dan Dia merasakan apa yang saya rasakan ... Dia mengerti apa yang saya tidak mengerti ... dan Dia membebaskan saya! Tuhan berjuang untuk saya .... dalam menghadapi masalah yang menimpa kehidupan jiwa saya ... sampai saat ini saya tidak tahu apakah masalah saya ini telah selesai atau belum tapi saya berusaha untuk melangkah di belakang Tuhan walau berat dan mungkin tertinggal dari Tuhan ... saya mencoba untuk mengerti dan berjalan terus. 

Saya mengucap syukur bila masih diberi kesempatan untuk hidup ... saya mengucap syukur karena pernah mengalami depresi yang saya sendiri tidak tahu terjadi karena masalah apa... saya mengucap syukur untuk semua itu karena bila saya tidak mengalaminya mungkin saya tidak akan pernah mengerti perasaan orang yang mengalami hal yang sama seperti saya walaupun dengan kasus masalah yang berbeda.... 

Saat ini satu yang menjadi pegangan saya .... untuk memikirkan apa yang harus saya lakukan bukan untuk memikirkan apa yang telah saya lakukan ... karena saya sudah tertinggal dari teman-teman saya dalam studi ... tapi saya tau semua ada waktunya .... biarlah semua berlalu ....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar